Tulungagung – Lintasnusantara,Com- Pemerintah Kabupaten Tulungagung bersama aparat keamanan dan elemen masyarakat menggelar rapat koordinasi lintas sektor guna mengantisipasi potensi konflik antar perguruan pencak silat. Kegiatan ini berlangsung di ruang Prajamukti Kantor Pemkab Tulungagung, Jumat (25/7/2025), dan melibatkan TNI, Polri, perwakilan organisasi silat, insan pers, akademisi hingga tokoh pemerintah.
Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, yang memimpin langsung jalannya rakor, menekankan pentingnya kerja sama semua pihak dalam menjaga situasi tetap kondusif. “Perselisihan antar perguruan silat harus kita selesaikan bersama secara komprehensif dan berkelanjutan,” tegas AKBP Taat.
Ia mengingatkan bahwa keberadaan perguruan silat sejatinya adalah untuk melestarikan budaya dan membentuk karakter generasi muda, bukan malah menimbulkan keresahan di masyarakat. Dalam forum tersebut, muncul berbagai langkah konkret seperti peningkatan komunikasi lintas perguruan, penguatan pembinaan internal, serta penegakan hukum yang tegas dan proporsional.
Tak hanya itu, media massa dan kalangan akademisi juga diharapkan ambil bagian aktif. Perwakilan dari AJT dan PWI diminta menyampaikan narasi-narasi damai, sedangkan para akademisi diminta memberikan masukan berbasis kajian sosial demi mendukung kebijakan yang efektif.
Kepala Badan Kesbangpol Tulungagung, Agus Prijanto Utomo, menegaskan bahwa solusi menyeluruh sangat dibutuhkan. “Pendekatan kita tak bisa sepotong-sepotong, semua sektor harus terlibat aktif agar hasil Rakor bisa diterapkan dengan optimal,” ujar Agus. Ia juga menekankan pentingnya penguatan karakter kebangsaan di kalangan generasi muda sebagai pondasi pencegahan konflik.
Selain strategi struktural, pendekatan spiritual juga akan diupayakan. Siraman rohani secara rutin untuk anggota perguruan silat, terutama kaum muda, dianggap penting dalam membentuk pribadi yang kuat, santun, dan bertanggung jawab.
Rakor ini menjadi sinyal kuat bahwa Tulungagung serius menjaga stabilitas wilayah. Kolaborasi semua pihak dinilai menjadi kunci utama agar perguruan silat kembali ke jalurnya sebagai simbol persatuan dan kekayaan budaya Nusantara.
Reporter:winarti