Breaking News , Medialintasnusantara.com – Pendakwah terkemuka Gus Miftah, yang juga menjabat sebagai Utusan Khusus Pemerintah dalam bidang agama, kini tengah menjadi sorotan publik setelah pernyataannya yang diduga menghina seorang pedagang es teh, Sunhaji, saat dakwah di Magelang. Insiden ini memicu reaksi beragam di media sosial, dengan sejumlah pihak mengkritik, sementara lainnya memberikan dukungan. Akibat kontroversi ini, Gus Miftah memilih untuk mengundurkan diri dari posisi yang baru saja ia emban.
Seiring dengan itu, Gus Edi Al Ghoibi, seorang guru spiritual dan pengasuh Yayasan Al Ghoibi yang berlokasi di Desa Pucangan, Kauman, Tulungagung, turut memberikan tanggapan atas kejadian tersebut. Dalam keterangan resminya, Gus Edi menekankan pentingnya adab dan etika dalam penyampaian dakwah, yang seharusnya tidak menyinggung perasaan orang lain.
"Seorang pendakwah mesti menjaga adab dan etika dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah, tanpa menyakiti perasaan pihak lain," ungkap Gus Edi, Minggu (8/12). Ia juga menambahkan, "Orang yang mengaji memang baik, tetapi orang yang bisa menghargai lebih utama," sebagai bentuk penekanan pada pentingnya sikap saling menghormati.
Gus Edi kemudian menyampaikan bahwa ucapan yang disampaikan oleh Gus Miftah dalam insiden tersebut terkesan kurang tepat dan tidak seharusnya diucapkan dalam konteks seperti itu. Meskipun demikian, ia memandang ada hikmah di balik peristiwa ini.
“Dalam setiap kejadian, selalu ada rahasia Tuhan yang mungkin membawa berkah. Sunhaji, pedagang es teh tersebut, kini meraih perhatian lebih yang justru mengangkat martabatnya dan keluarganya, dengan rizki yang datang bertambah,” ujar Gus Edi.
Lebih lanjut, Gus Edi mengingatkan bahwa es teh bukanlah kali pertama menjadi perbincangan publik. "Es teh sudah pernah viral sebelumnya, seperti yang terjadi dengan Murdani dari Kecamatan Campur, Tulungagung. Kini, kejadian serupa kembali menggemparkan dunia maya," tambahnya.
Gus Miftah, pendiri Pondok Pesantren Ora Aji, kini dihadapkan pada tantangan besar pasca-pernyataannya yang dianggap merendahkan pedagang es teh. Gus Edi juga menegaskan bahwa nama baik Ponpes Ora Aji yang memiliki makna mendalam seharusnya tidak ternodai hanya karena insiden ini.
Dengan ketegangan yang semakin memuncak, publik kini menantikan langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Gus Miftah, serta bagaimana kontroversi ini akan memengaruhi citranya sebagai seorang pendakwah. (Arma)