Trenggalek, medialintasnuantara.com – Kecamatan Bendungan berhasil meraih penghargaan Juara 1 dalam kategori Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) tingkat Kabupaten Trenggalek pada acara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-53 Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI), yang digelar di Alun-alun Kabupaten Trenggalek, pada Senin, 2 Desember 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Trenggalek beserta seluruh jajaran, kepala perangkat daerah, camat, pejabat administrator, pengawas, serta Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Trenggalek.
Dalam upacara tersebut, Bupati Trenggalek, Gus Ipin, memberikan Piagam Penghargaan kepada Camat Bendungan, Sujatmiko, sebagai pemenang Juara 1 dalam kategori Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) dan Desa Sadar Bencana tahun 2024. Penghargaan ini diberikan setelah melalui proses penilaian yang ketat dan persaingan yang sangat kompetitif antar kecamatan se-Kabupaten Trenggalek.
Dalam sambutannya, Camat Bendungan, Sujatmiko, menyampaikan rasa terima kasihnya atas penghargaan yang diterima dan menyatakan bahwa prestasi ini adalah hasil dari kerja keras bersama seluruh elemen masyarakat serta pihak terkait di Kecamatan Bendungan. Sujatmiko juga mengungkapkan harapannya agar penghargaan ini dapat memotivasi kecamatan-kecamatan lain untuk lebih tanggap dalam menghadapi bencana dan terus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana.
Ke depan, Camat Bendungan menekankan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah, pemerintah desa, sektor swasta, dan tokoh masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana. Beberapa langkah strategis yang diusung untuk mewujudkan kecamatan yang lebih tangguh dalam menghadapi bencana meliputi:
1. Peningkatan Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Pendidikan kebencanaan perlu diperkenalkan di sekolah dan di kalangan masyarakat agar lebih paham mengenai jenis-jenis bencana serta tindakan yang harus diambil saat bencana terjadi.
2. Penguatan Infrastruktur Tangguh Bencana
Infrastruktur harus dibangun dengan memperhatikan ketahanan terhadap bencana, seperti bangunan tahan gempa, sistem drainase yang baik, serta fasilitas peringatan dini yang lebih efektif.
3. Pengembangan Sistem Peringatan Dini yang Lebih Canggih
Teknologi untuk mendeteksi potensi bencana, seperti sensor gempa, alat pendeteksi longsor, serta sistem pemantauan cuaca, perlu diperluas dan terintegrasi ke seluruh wilayah rawan bencana.
4. Peningkatan Kerja Sama Antar Pihak
Kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memobilisasi sumber daya dalam mendukung mitigasi bencana.
5. Kesiapan Komunitas Lokal
Komunitas lokal perlu diberdayakan dengan pelatihan tanggap darurat, simulasi bencana, serta pembentukan kelompok relawan yang dapat berperan aktif saat terjadi bencana.
6. Pendanaan yang Berkelanjutan
Pemerintah dan sektor swasta harus menyediakan anggaran khusus yang memadai untuk program mitigasi bencana serta pemulihan pasca-bencana.
7. Konservasi Lingkungan
Upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, seperti reboisasi untuk mencegah longsor dan pelestarian kawasan resapan air, sangat penting dalam mengurangi risiko bencana.
8. Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi
Teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), drone, dan aplikasi kebencanaan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas respons dan manajemen bencana.
9. Pemantauan dan Evaluasi Secara Berkala
Program mitigasi dan penanganan bencana perlu dievaluasi secara rutin agar dapat terus disesuaikan dengan perkembangan ancaman bencana yang ada.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Trenggalek dapat lebih siap dalam menghadapi bencana, sehingga dampaknya dapat diminimalkan dan proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat. (Yunus)